Ikutipembahasannya berikut ini. 01: Mekanisme Perdagangan dan Cara Menjual Saham. A: Mekanisme Perdagangan Saham di Pasar Sekunder. B: Mekanisme Perdagangan Saham pada Pasar Primer. C: Pasar IPO (initial public offering) 02: Sekilas tentang IPO Red Hat Inc. Dan Google Inc. A: Red Hat Inc. B: Google Inc. 03: Kesimpulan.
Book sales continued to climb last year despite lockdowns, with more than 212m print books sold in 2021 – the highest figure of the last by booming appetites for crime novels, sci-fi, fantasy, romance and personal development titles, sales last year showed an increase of 5% on 2020. The sales were worth £ – a 3% increase on 2020, and the first year on record that sales have topped £ The figures were released on Tuesday by Nielsen BookScan, which was forced to fill in lockdown data gaps with estimates based on its monthly consumer surveys, which collect data from around 3,000 book buyers each month. Bookshops across the UK were shut for over three months at the start of was up 20% compared with 2019, said Nielsen, propelled by 19% volume growth for the crime and thriller genre, 23% for science fiction and fantasy, and 49% for romance. Chart-topping sales for Richard Osman’s first two novels drove crime’s strong performance The Thursday Murder Club was the year’s bestselling title, while The Man Who Died Twice was the fourth bestselling title of the year. In non-fiction, the mind, body, spirit category saw the biggest growth, up by 50% to hit a lifetime high of £ Mackesy’s “book of hope”, The Boy, the Mole, the Fox and the Horse, continued to be a source of inspiration for readers as the year’s second bestselling title, revealed Nielsen, followed by Matt Haig’s The Midnight Library, an uplifting novel in which heroine Nora struggles with depression. Other strong performers include the Women’s prize winner Hamnet, by Maggie O’Farrell, and the Booker prize winner Shuggie Bain, by Douglas Stuart, with adult fiction taking nine spots in the Top 20, its highest total since 2012. Adam Silvera’s young adult novel They Both Die at the End, a favourite on TikTok, just made it into the Top 20, the first YA title to do so since 2015.“Overall, the year’s bestsellers show book buyers seeking out comfort, laughter, escapism, familiarity and maybe a sense of community, given the continued impact of social media in bringing in new authors with existing platforms and creating conversations around new and old books,” said Nielsen’s Jackie Swope. “The start of 2022 is unfortunately looking a lot like 2021, with a new variant, a rush to vaccinate and widespread uncertainty. But one thing we can be certain about books are most definitely not a pandemic fad and have proved their lasting power time and again.”Kiera O’Brien, charts editor at The Bookseller, welcomes the growth. “It really does seem to be a re-discovered/newfound love of reading driving sales across the board. Fiction rising 20% against 2019 for the non-lockdown weeks of 2021 is really incredible, given how sluggish fiction sales have been previously,” she said. “Of course, Osman brought in nearly £12m in the non-lockdown weeks alone, but both Hamnet and Shuggie Bain hitting the year’s top 20 bestseller list shows literary fiction is rising and perhaps the nation’s desire to support their local indie too. “The Top 10 bestselling books of 2021 The Thursday Murder Club by Richard Osman Penguin £ The Boy, The Mole, The Fox and the Horse by Charlie Mackesy Ebury £ The Midnight Library by Matt Haig Canongate £ The Man Who Died Twice by Richard Osman Penguin £ Pinch of Nom Quick and Easy by Kay Featherstone and Kate Allinson Pan Macmillan £20 Guinness World Records 2022 Guinness World Records £20 And Away … by Bob Mortimer Simon & Schuster £20 Megamonster by David Walliams HarperCollins £ Windswept and Interesting by Billy Connolly John Murray Press £25 Where the Crawdads Sing by Delia Owens Little, Brown £ Figures provided by Nielsen BookScan.
Kegiatankonsumsi tidak akan terjadi jika tidak ada barang atau jasa yang di produksi dan didistribusikan. Sumber daya alam dapat mendukung kegiatan ekonomi. Dengan demikian, kehidupan masyarakat di sekitarnya menjadi makmur. Sumber daya alam di daratan maupun di perairan dapat dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi. Kegiatan Ekonomi Penjualan Ikan Jakarta - Sejak Indonesia mendapat kehormatan menjadi guest of honor dalam perhelatan Frankfurt Book Fair 2015, persoalan data perbukuan sudah mengemuka. Ikatan Penerbit Indonesia Ikapi berinisiatif menerbitkan buku bertajuk Industri Penerbitan Buku Indonesia Dalam Data dan Fakta dalam dua bahasa. Buku ini lantas menjadi rujukan banyak orang dan lembaga di Indonesia, termasuk lembaga internasional. Di dalam buku itu disebutkan bahwa rata-rata jumlah buku terbit per tahun adalah judul dan potensi pasar buku di Indonesia mencapai Rp 14,1 T. Saya sebagai orang yang ikut menyusun hasil riset perbukuan "seadanya" tersebut masih belum puas karena minimnya basis data yang diperoleh. Sebenarnya basis data primer dari jumlah buku terbit dapat diselisik dari ISBN Internasional Standard Book Number. Namun, karena keterbatasan waktu dan akses, pengolahan data dari ISBN tidak sempat pada Mei 2022 tiba-tiba perbincangan tentang ISBN menghangat. Saya sendiri diundang dalam rapat khusus tentang ISBN oleh Perpusnas RI. Pasalnya, Perpusnas sebagai otoritas pengelola ISBN di Indonesia mendapat peringatan dari lembaga ISBN mengeluarkan kebijakan menunda ISBN ribuan buku karena terjadinya ketidakwajaran pengajuan ISBN. Lalu, secara resmi pada 18 Mei, sehari setelah perayaan Hari Buku Nasional, Perpusnas mengadakan Sosialisasi Layanan ISBN yang memberi informasi terkini terkait pengajuan tertarik pada dua artikel yang terbit di media arus utama terkait fenomena yang saling berhubungan, yaitu jumlah buku terbit di Indonesia, pengajuan ISBN, dan fakta perbukuan Indonesia sendiri. Artikel pertama ditulis oleh Sidik Nugroho Kompas, 16/5 bertajuk Guru dan Buku-Buku Tak Perlu dan artikel kedua ditulis oleh Anggun Gunawan detikcom, 25/5 bertajuk ISBN, Penerbit Indie, dan Regulasi Kemendikbud. Fenomena yang diungkap Sidik dalam opini Kompas menyiratkan fenomena "mendadak menulis buku" yang menjangkiti para guru, termasuk juga dosen. Hal ini ditengarai buah dari gerakan literasi yang masif dilakukan sejak 2015 dan karya tulis sebagai syarat kenaikan pangkat. Guru dan dosen berlomba-lomba menghasilkan buku untuk tujuan pragmatis memperoleh angka kredit dan tujuan idelis turut bergiat dalam kemajuan literasi dalam satu dekade ini di Indonesia sering diucapkan seperti layaknya sebuah mantra di tengah berbagai klaim survei internasional bahwa Indonesia negara yang kurang literat. Semua pendidik berbicara soal literasi, beramai-ramai mengikuti pelatihan menulis, dan juga beramai-ramai mengikuti lomba/sayembara menulis buku. Pada ujungnya mereka juga beramai-ramai menulis dan menerbitkan buku meskipun pada saluran penerbit berbayar vanity publisher.Euforia ini pula yang ditengarai menjadi salah satu "biang kerok" membeludaknya pengajuan ISBN. Sidik menyebut terjadi penulisan dan penerbitan buku-buku yang tidak perlu karena mutunya diragukan. Soal mutu ini terungkap juga dari penilaian buku nonteks sebutan untuk buku di luar buku teks di Pusat Perbukuan. Pada 2019 hanya 31,77% buku yang lulus dari buku yang diajukan dan pada 2020 hanya 24,18% buku yang lulus dari judul yang ber-ISBN untuk saat ini dengan fenomena yang melatarinya dapat diasumsikan tidak selalu buku yang bermutu. Perpusnas RI dalam pengajuan ISBN tidak mensyaratkan mutu buku dan tidak pula memiliki kewenangan atau sumber daya untuk menilai mutu buku. Penilaian itu harus dilakukan oleh lembaga penerbit yang mengajukan ISBN. Jika ada buku-buku tidak bermutu diajukan ISBN, tentu kredibilitas lembaga pengajunya yang patut itu, usul Anggun dalam artikelnya agar pengajuan ISBN diikuti dengan pengiriman berkas digital buku secara lengkap tidak relevan dan bakal menimbulkan masalah tersendiri. Bagaimanapun berkas digital itu merupakan aset digital penerbit yang harus dipertanggungjawabkan Perpusnas jika dipersyaratkan. Perpusnas harus menjamin aset digital itu tidak bocor atau dibajak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Ini menjadi PR Buku, Minus PertumbuhanIndonesia menjadi tampak luar biasa dengan jumlah terbitan mencapai yang terbesar pada 2020 yakni judul yang justru terjadi pada masa pandemi. Sampai kemudian antiklimaks terjadi ketika lembaga ISBN Internasional yang berpusat di London menghentikan sementara pemberian nomor ISBN kepada Indonesia. Soal ini yang diungkap Anggun sebagai "ketidakwajaran" yang harus beberapa opini senada, jumlah terbitan 140 ribuan buku itu akan dikaitkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 275 juta jiwa. Anggun menyodorkan perbandingan dengan China dan AS. Pada 2014, China menggunakan ISBN tahunan terbanyak di dunia dengan 444,000 nomor. Diikuti oleh AS sebanyak 304,912 nomor dan Inggris dengan jumlah 184,000 nomor. Inggris dengan populasi penduduk 67 juta jiwa saja sudah mencapai angka tentu semestinya Indonesia boleh lebih dari membandingkan antara jumlah buku dan jumlah penduduk dalam kasus ISBN ini tidaklah sesederhana itu. Ketidakwajaran yang ditangkap oleh ISBN internasional berdasarkan konfirmasi dari Perpusnas karena ada terbitan yang semestinya tidak perlu diberi ISBN malah di-ISBN-kan. Dapat disebutkan terbitan yang dianggap seolah-olah buku, padahal bukan, di antaranya laporan lembaga pemerintah, laporan KKN mahasiswa, makalah dalam bentuk policy brief, prosiding seminar berkala, dan buku antologi yang diterbitkan secara internal serta disebarkan secara terbatas jauh lagi ketidakwajaran yang nyata adalah tidak sinkron antara buku yang diterbitkan dan fakta penjualan buku di Indonesia. Berdasarkan data Ikapi melalui Toko Buku Gramedia 2020 terjadi penurunan pertumbuhan penjualan yang signifikan. Pada 2019 terjadi pertumbuhan 4,20 %, turun dari 2018 pada angka 7,38 %. Angka ini merosot tajam akibat pandemi COVID-19 pada 2020 menjadi -17,27 % Q1 dan -72,47 % Q2.Kesimpulannya, pertumbuhan bisnis buku cetak dan buku digital mengalami kemerosotan sejak 2017 dan lebih parah lagi pada masa pandemi 2020. Ikapi sendiri menyatakan ketidaksinkronan antara buku yang dijual dan buku yang diterbitkan dalam versi ISBN Perpusnas. Padahal, ISBN sangat berhubungan dengan aktivitas rantai pasok buku dalam bisnis perbukuan. Artinya, jika buku-buku ber-ISBN itu tidak djual maka muncul pertanyaan relevan Untuk apa buku-buku tersebut di-ISBN-kan?Misteri Data PerbukuanSejatinya data bisnis perbukuan nasional, terutama potensi pasar dan pendapatan, masih menjadi misteri. Penerbit di Indonesia tidak terbuka soal revenue penjualan buku dan pertumbuhan bisnisnya. Ikapi sendiri mendasarkan data risetnya pada penjualan di Toko Buku Gramedia, bukan dari anggotanya. Dalam hal ini penjualan dan pertumbuhan bisnis buku di Indonesia memang tidak sepenuhnya terdeteksi, terutama penjualan ritel penerbit-penerbit mandiri self publisher dan penjualan melalui mekanisme penggunaan dana proyek seperti DAK sebelum pembelian buku dihapuskan dan dana hendak menakar kemajuan industri perbukuan kita sejatinya, ada momentum penting pada 2022 ini. Indonesia, tepatnya Jakarta, akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres International Publishers Association IPA yang ke-33. Ikapi sebagai anggota IPA dapat menyajikan presentasi terkait kemajuan perbukuan Indonesia—atau kemunduran akibat pandemi waktunya tinggal sedikit, semestinya pada momentum ini dapat dimunculkan data yang komprehensif dan akurat tentang industri perbukuan kita dengan memanfaatkan sinergi antara Ikapi, Pusat Perbukuan Kemdikbudristek, Perpusnas RI, Kemenparekraf, serta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Harus terjadi sinkronisasi data antarlembaga yang mengurusi perbukuan atau berkepentingan terhadap perbukuan di negeri itu melalui perhelatan ini dapat memberi pesan kepada lembaga ISBN internasional apakah Indonesia wajar mengajukan ISBN dalam angka 140 ribuan judul per tahun. Atau sebaliknya, mengonfirmasi bahwa perbukuan Indonesia tidak "semeriah" pengajuan ISBN yang lagi data berbicara. Tanpa data, semuanya tetap misteri, termasuk soal literasi dan minat baca di negeri Trimansyah Ketua Umum Perkumpulan Penulis dan Editor Profesional Penpro mmu/mmu Initerutama lebih terlihat selama tahun 2020 ketika orang beralih ke eBook untuk menghindari demam kabin yang terjadi setelah keharusan tinggal di rumah. Faktanya, sebuah artikel yang diterbitkan di The Guardian menyebutkan bahwa penjualan eBook dan audiobook untuk penerbit Inggris berada pada titik tertinggi sepanjang masa selama pandemi. Jelajahi Rekomendasi Buku Manajemen Pemasaran Best Seller dari Gramedia. Buku disusun berdasarkan penjualan terbanyak. Manajemen pemasaran bisa disebut sebagai ujung tanduk sebuah bisnis. Sebab, ini menentukan daya beli sebuah produk atau layanan yang ditawarkan. Besar dan kecilnya profit yang dihasilkan oleh bisnis bergantung pada pemasaran. Apabila Anda sedang mempelajari dunia bisnis lebih lanjut, maka penting memahami pengertian manajemen pemasaran dan seluk beluknya. Tanpa manajemen pemasaran yang baik, sulit bagi bisnis untuk tumbuh dan berkembang. Karena pemasaran berhubungan dengan penjualan yang menjadi kunci keberhasilan bisnis. Sebelum menguasai berbagai macam strategi pemasaran yang ampuh meningkatkan penjualan, ada baiknya memulai dari hal-hal dasar terlebih dahulu. Seperti pengertian manajemen pemasaran, manfaat, ciri-ciri, dan ruang lingkupnya. Kalau begitu, langsung di simak yuk dibawah! Pengertian Manajemen Pemasaran Secara Umum Manajemen pemasaran adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari merencanakan, melakukan, mengawasi dan evaluasi segala sesuatu yang berhubungan dengan proses memperkenalkan jasa atau produk kepada khalayak umum. Tujuan manajemen pemasaran adalah memperkenalkan produk ke banyak orang melalui metode-metode yang efektif dan efisien. Kampanye pemasaran yang dilakukan diharapkan bisa menarik orang-orang untuk membeli produk tersebut. Manajemen pemasaran bisa dikatakan berhasil apabila usaha dan modal yang dikeluarkan berbanding lurus dengan tingkat penjualan. Dari pengertian manajemen pemasaran diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa ini bukanlah sesuatu yang bisa dianggap sepele. Karena menentukan berapa banyak orang yang mengetahui produk, tingkat penjualan dan modal yang dibutuhkan. Apabila modal pemasaran yang dikeluarkan terlalu besar dan strateginya tidak berhasil mencapai target penjualan, maka pemasaran disebut gagal. Nantinya, ada tim khusus yang melakukan manajemen sehingga ditemukan strategi yang sekiranya lebih efektif dan efisien. Kurang lebih seperti itulah yang dimaksud dengan manajemen keuangan. Bagaimana, apakah Anda sudah cukup paham dan memiliki sedikit gambaran tentangnya? Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Para Ahli Kurang lengkap rasanya apabila membahas suatu istilah tanpa melibatkan pendapat para ahli. Berikut beberapa versi pengertian manajemen pemasaran dari sejumlah ahli terkemuka di dunia. Philip Kotler Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan menganalisa planning yang berhubungan dengan aktualisasi dan pengendalian program terencana untuk menciptakan transaksi yang baik di suatu target pasar. Ini bertujuan untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Buchari Alma Pengertian manajemen pemasaran menurut Buchari Alma adalah kegiatan perencanaan, pengarahan dan pengawas semua aktivitas pemasaran produk atau jasa perusahaan. Biasa dijalankan oleh pekerja di bagian marketing. Swastha Manajemen pemasaran adalah aktivitas menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan mengawasi program-program untuk menghasilkan pertukaran dengan target pasar dan mencapai tujuan perusahaan. Suparyanto & Rosad Pengertian manajemen pemasaran adalah proses menganalisa, membuat rencana, mengatur dan mengelola program yang mencakup penentuan konsep, penetapan harga, promosi dan mendistribusikan produk sesuai gagasan yang sudah dirancang demi menciptakan dan memelihara transaksi menguntungkan dengan target pasar untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Ben M. Eniy Definisi manajemen pemasaran adalah sebuah proses yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan atau seseorang. Beberapa Istilah Penting di Konteks Pemasaran Setelah mengetahui apa itu manajemen pemasaran, sekarang kita cari tahu istilah-istilah yang biasa digunakan dalam proses pemasaran. Simak baik-baik dibawah ini 1. Produk Produk adalah hasil kerja yang bisa ditawarkan kepada khalayak umum, bisa dalam bentuk jasa, wujud barang dan ide. Apapun yang dijual itulah produk. Kriteria produk yang disukai oleh konsumen mempunyai kinerja terbaik, mutu terbaik dan sifat terbaik. Sehingga, mendorong perusahaan untuk fokus terhadap perbaikan produk secara terus menerus. 2. Nilai Nilai adalah tingkat kepuasan konsumen terhadap sebuah produk. Berkaitan dengan apa yang diinginkan atau dirasakan oleh konsumen. Secara umum, harga jual produk berbanding lurus terhadap nilai yang didapat konsumen. 3. Biaya Harga yang perlu dibayar konsumen untuk bisa mendapatkan sebuah produk. 4. Kepuasan Kepuasan berhubungan dengan kesesuaian antara harapan konsumen dengan kinerja produk yang dirasakan. Apakah ekspektasi mereka sesuai dengan kenyataan produk atau tidak. 5. Pasar Pasar adalah tempat berkumpulnya orang yang berpotensi membeli produk. Transaksi hanya bisa terjadi ketika Anda menargetkan pasar yang tepat dengan produk. Fungsi Manajemen Pemasaran 1. Menyampaikan Produk Fungsi pertama dari manajemen pemasaran adalah penyampaian produk kepada masyarakat luas atau distributing. Pemasaran bertujuan untuk menyebarluaskan sebuah produk kepada banyak orang dengan harapan bisa menghasilkan transaksi. Percuma bisnis memiliki produk yang bagus, apabila tidak banyak orang mengetahuinya. 2. Jual Beli Hakikat dasar dari proses manajemen pemasaran adalah untuk meningkatkan transaksi produk. Sebuah perusahaan perlu melakukan evaluasi secara berkala apakah strategi pemasaran yang diterapkan sudah tepat atau belum. 3. Menyediakan Sarana Fungsi manajemen pemasaran yang ketiga adalah berkaitan dengan aspek-aspek untuk mewujudkan kelancaran produksi. Meliputi aspek komunikasi, pergudangan dan penyortiran produk agar bisa memenuhi standar. Terkait fungsi ini biasa dikenal dengan istilah facilitating. 4. Melakukan Riset Di dalam kegiatan manajemen pemasaran, penting sekali melakukan riset terhadap konsumen. Yaitu mencari tahu barang apa saja yang disukai dan dibutuhkan oleh konsumen. Sehingga, pemasaran bisa berhasil karena diterima baik oleh target market. 5. Pemrosesan Fungsi pemrosesan berkaitan dengan mengolah sebuah barang supaya memiliki nilai tambah, sehingga nilai jualnya ikut meningkat. Sebagai contoh, mengubah alpukat yang awalnya seharga Rp. per buah menjadi jus alpukat yang laku dijual Rp. Proses Manajemen Pemasaran Selanjutnya mari kita pelajari bagaimana proses manajemen pemasaran dilakukan. Sebagai seorang pemula, tentu Anda harus memahaminya bukan? Langsung disimak selengkapnya dibawah 1. Sebelum memulai kampanye pemasaran, penting untuk menentukan misi dan tujuan perusahaan. Kemudian disusul menetapkan tujuan pemasaran yang hendak dicapai. 2. Melakukan evaluasi terhadap kapabilitas perusahaan sesuai kelemahan dan kekuatan yang dimiliki. 3. Memilih peluang pemasaran yang penting untuk dikapitalisasi. Yaitu mengidentifikasi dan mengevaluasi apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pelanggan, sekaligus memperhatikan mana pelanggan potensial dan tidak. Segmentasi pasar membantu Anda memilih target pasar yang tepat dan memaksimalkan upaya disana. Beberapa hal yang mempengaruhi peluang pemasaran seperti persaingan, lingkungan pemasaran, kebijakan pemerintah, konsumerisme, media massa, struktur distribusi, opini publik dan lain-lain. 4. Setelah berhasil mengumpulkan informasi tentang peluang pemasaran secara lengkap, Anda kemudian bisa menyusun strategi pemasaran. Ini berbentuk rencana formal yang berorientasi kepada aksi dinamis demi mewujudkan target dan misi bisnis. Strategi adalah pola kebijakan yang mengatur tindakan sedemikian rupa sehingga bisa mewujudkan tujuan di awal. Strategi ditulis secara jelas dan berorientasi untuk menangani sumber daya terbatas dan bersaing di pasar dengan cerdas. 5. Strategi pemasaran atau rencana yang dibuat dilaksanakan melalui komunikasi dan koordinasi yang tepat dari divisi pemasaran. 6. Selama pelaksanaan strategi pemasaran, perlu dilakukan evaluasi untuk mengukur hasil aktual dan tingkat keberhasilannya. Apakah sudah mencapai target sesuai rencana atau belum. Evaluasi dalam manajemen pemasaran bermanfaat untuk memodifikasi atau merevisi tujuan dan target perusahaan. Sehingga ketika terjadi kesalahan bisa menyusun rencana ulang sesuai hasil evaluasi. Dengan kontrol pemasaran yang baik, maka hasilnya juga optimal. 7. Strategi pemasaran harus bersifat dinamis dan tidak boleh terpaku pada satu hal, karena kebutuhan konsumen selalu berubah-ubah. Demikianlah pembahasan menarik tentang pengertian manajemen pemasaran, fungsi dan tata cara melakukannya. Semoga bermanfaat dan membuka wawasan Anda yang sedang menekuni dunia bisnis, khususnya tentang marketing atau pemasaran.Fiction sales in 2020 soared by more than £100m for UK publishers, as readers locked down at home made their escape into books, with audiobook sales also climbing by more than a figures from the Publishers Association show that fiction sales for UK publishers rose by 16% from £571m to £688m in 2020, with key titles cited for the rise including Maggie O’Farrell’s Women’s prize-winner Hamnet, Douglas Stuart’s Booker-winner Shuggie Bain, Richard Osman’s cosy crime novel The Thursday Murder Club, Bernardine Evaristo’s Girl, Woman, Other, and Delia Owens’ Where the Crawdads Sing. The bestselling title of last year was Charlie Mackesy’s philosophical picture book The Boy, the Mole, the Fox and the boom came as print sales for UK publishers fell 6%, to £ during 2020, a period when bookshops in the UK closed their doors for months. Total digital sales soared, up 12% to £3bn. The £ gap – with print accounting for 53% of sales, and digital for 47% - is the smallest it has ever been. The PA said the results demonstrated how “the nation turned to books for comfort, escapism and relaxation” in 2020, and that “reading triumphed, with adults and children alike reading more during lockdown than before”.“It’s quite remarkable,” said PA chief executive Stephen Lotinga. “We are delighted but also a little surprised that the industry has managed to do so well. During lockdown, people had more time on their hands and were looking for escapism. There’s been a rediscovery of a love of reading.”But the PA acknowledged in its report that despite the success of publishers, they were “acutely aware of the difficulties facing authors” in the absence of school visits, marketing tours and literary festivals during the pandemic. “Making sure authors can continue to protect their livelihoods will remain a focus of the industry as we move forward,” the trade body asked about authors’ pay, Lotinga said, “A large portion of these sales would have gone to authors directly through their royalty rates – so we’ve managed to get more money to authors than ever before, which is what our industry exists to do. All that said, there are clearly some authors who haven’t had a good year and have really struggled, and we shouldn’t ignore that at all. Some authors are reliant on second jobs to supplement their incomes and they haven’t been able to do that. And there are big failures in some of the additional support schemes the government had in place – a lot of authors weren’t able to access them.”Many authors’ fortunes have lain in stark contrast to their publishers over the last year. As publishers such as Bloomsbury issue profits upgrades, thanks to an “exceptional sales performance”, the Society of Authors gave out more than £ to more than 900 authors in grants through its Authors’ Contingency Fund in 2020.“We know that publishers are doing a lot to support reading for pleasure and the wider ecosystem. It is obviously also good news that books are continuing to sell well and some authors have seen royalties increase,” said the SoA’s chief executive Nicola Solomon. “However many have suffered because of the lack of visibility of their books and many more have lost income from activities that support their royalty income such as school visits, casual teaching and other appearances. Many have been ill or bereaved, or suffered by falling between the cracks in the government schemes.”While “some” publishers have already donated to the Authors’ Contingency Fund, the SoA is “disappointed that they have not done more”, Solomon said.“The fund is still open, we are still receiving applications for hardship grants, and our ongoing research into author incomes has found no improvement in earnings or eligibility for statutory support,” she said. “Publishers have worked hard to build an industry based more on equal opportunity, but the health crisis risks a reversal of those efforts, with the people most likely to sustain careers as writers, illustrators or translators [being] those who can afford to do so regardless.”Non-fiction book sales also grew for UK publishers in 2020, up 4% to £1bn with top-selling titles including the Pinch of Nom cookbooks and Jamie Oliver’s 7 Ways. Children’s sales also climbed 2% to £396m. But the biggest growth was seen in audio downloads, which rose by 37% compared to 2019, to £ the total income from consumer sales rose 7% to £ while the invoiced value of sales of books, journals and rights/co-editions combined – including educational and academic titles – rose 2% to £ The growth masks a slump in education publishing, which saw income fall 21% to £528m. The fall was driven by a 27% decline in export sales of educational books, which the PA said was “severely impacted” by the pandemic.“Despite the overall positives, we shouldn’t ignore that it’s been a particularly challenging year for education publishers, smaller publishers, booksellers and authors whose livelihoods have been enormously disrupted,” Lotinga said. “With bookshops now able to reopen, and physical events returning, we are optimistic that people will soon be able to enjoy books together again. We need to harness this return to reading and build on the huge opportunity this presents.”
3Proses Manajemen Penjualan. 3.1 1. Mempekerjakan dan Mengelola personel penjualan. 3.2 2. Menetapkan target untuk setiap profesional penjualan. 3.3 3. Mengevaluasi target yang dicapai oleh tenaga penjualan. 3.4 4. Melaporkan penjualan yang dicapai ke perusahaan. › Riset›Ceruk Bisnis Buku di Masa... Tumbuhnya kegiatan masyarakat dunia membaca buku menjadi spirit industri penerbitan buku di masa depan. OlehAndreas Yoga Prasetyo 4 menit baca KOMPAS/FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY Suasana di Pasar Buku Kwitang, Jakarta Pusat, Senin 1/2/2021. Tidak banyak pelanggan di pasar buku ini karena imbas pandemi banyak di rumah saat pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, tidak membuat masyarakat berhenti membaca buku. Kebiasaan baik yang meningkat saat pandemi ini menjadi faktor penguat bagi industri penerbitan buku di masa aktivitas masyarakat akibat wabah korona membuat sebagian orang tidak leluasa melakukan kegiatan, seperti mengunjungi toko buku untuk membeli bacaan. Walau lebih banyak berada di rumah, kehadiran teknologi membuat masyarakat tetap dapat mengakses bacaan. Riset World Reading Habits 2020 yang dilakukan Global English Editing menujukkan kegiatan membaca masyarakat dunia naik 35 persen pada masa pandemi. Kegiatan ini banyak dilakukan warga dunia di masa-masa awal karantina wilayah. Terdapat 1,51 miliar kunjungan situs yang menjual buku dan bahan bacaan secara daring pada Maret 2020. Jumlah kunjungan tersebut naik 16 persen jika dibandingkan dengan Januari 2020, saat sebelum lockdown manfaat membaca buku membuatnya masih banyak dicari orang. Selain menambah wawasan, membaca buku memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti mengurangi stres dan membantu relaksasi. Terlebih di masa-masa sulit pandemi, membaca buku atau bacaan lain merupakan salah satu cara untuk menenangkan pikiran, mengusir kebosanan, dan mengurangi FATHONI Petugas merapikan koleksi buku yang diisolasi di ruangan khusus setelah dibaca pengunjung di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis 18/6/2020. Buku tersebut diisolasi selama 2 x 24 jam sebagai protokol pencegahan Covid-19 agar aman dari potnesi virus saat dibaca dalam suasana wabah membuat bacaan yang banyak dicari tidak jauh-jauh dari tema penyakit dan pandemi. Beberapa buku yang banyak dibaca saat pandemi adalah novel berjudul The Stand karya Stephen King, End of Days karya Sylvia Browne dan The Eyes of Darknesss karangan penulis Dean The Stand, misalnya, menceritakan tentang keberadaan virus yang memiliki kemiripan dengan wabah korona yang terjadi saat ini. Dalam buku yang diterbitkan pada 1978 tersebut, Stephen King mengisahkan tentang dunia yang menghadapi penyakit yang diberi nama Captain Trips. Penyakit yang dikisahkan tersebut adalah flu yang membunuh nyaris seluruh populasi tema yang relevan dengan kondisi yang tengah dihadapi warga dunia, peningkatan kegiatan membaca juga ditopang oleh kegiatan belajar daring yang dilakukan dari rumah. Hampir seluruh pelajar di dunia 90 persen terpaksa mengikuti pelajaran dari rumah akibat penutupan sekolah tempat mereka ini membuat sekitar 1,3 miliar anak sekolah mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan lebih banyak mengandalkan buku-buku pelajaran untuk menambah materi setelah mendengarkan pengajaran daring dari guru. Tidak heran jika dua dari 10 buku terlaris di Amazon adalah buku pelajaran anak-anak untuk bekal menjalani belajar dari YUDISTIRA Toko Buku Gramedia Gatot Subroto Bali kembali hadir di kawasan Jalan Gatot Subroto Tengah, Kota Denpasar, mulai Kamis 22/10/2020. Suasana di Toko Buku Gramedia Gatsu Bali ketika kembali bukuTumbuhnya kegiatan membaca buku menjadi spirit industri penerbitan buku di masa depan. Catatan International Publisher Association menunjukkan bagaimana pandemi menghempas lembaran-lembaran industri penerbitan dunia. Beberapa negara seperti Meksiko, Jerman, China, dan Perancis mengalami penurunan buku di Jerman sepanjang 2020 di seluruh jalur distribusi baik toko buku maupun penjualan daring menurun 2,3 persen dari 2019. Jalur distribusi tersebut termasuk penjualan melalui Amazon, toko buku di stasiun kereta api, department store, serta bisnis paling besar dari penjualan di toko buku yaitu turun sebesar 8,7 persen. Ini terjadi akibat pemberlakuan karantina yang membuat aktivitas toko buku dan kunjungan publik terhenti. Turunnya pendapatan toko buku juga terjadi di China dengan penurunan penjualan sebesar 33,8 juga “Ten Lessons for a Post-Pandemic World” dan Bekal Dunia PascapandemiPasar buku di Indonesia juga mengalami kondisi yang sama. Survei yang dilakukan Ikatan Penerbit Indonesia Ikapi menyebutkan sebagian besar penerbit mengalami penurunan penjualan. Terdapat 58,2 persen penerbit yang mengalami penurunan omset melebihi 50 persen. Sebanyak 29,6 persen penerbit lainnya mengalami penurunan penjualan antara 31- 50 tidak semua wilayah mengalami penurunan penjualan buku. Negara-negara seperti Australia, Inggris, dan Amerika Serikat masih mencatatkan peningkatan penjualan buku. Mengutip data dari Nielsen BookScan, penjualan buku di Australia tumbuh 7,8 persen pada 2020. Nilai penjualannya mencapai 1,25 miliar dollar Inggris, pasar buku cetak masih tetap tumbuh. Volume buku cetak yang dijual di Inggris pada 2020 tercatat sebanyak 202 juta buku. Jumlah ini tumbuh sebesar 5,2 persen dibandingkan dengan 2019. Dari sisi nilai, penjualan tersebut mencapai 1,76 miliar buku cetak di AS juga menunjukkan fenomena serupa. Mengutip dari data perusahaan riset pasar NPD Group, penjualan buku cetak di AS naik 8,2 persen atau mencapai 751 juta buku. Secara total, penjualan industri buku di AS sepanjang Januari-November 2020 mencapai 13,6 miliar dollar bisnisSalah satu faktor masih tumbuhnya industri buku di Australia, Inggris, dan AS ditopang oleh kemampuan membaca masyarakatnya. Publikasi Reading Performance 2018 dari PISA menunjukkan penduduk di negara-negara tersebut memiliki kapabilitas membaca dalam skor yang membaca yang dimaksud dilihat dari aspek kapasitas pembaca dalam memahami hingga merefleksikan isi teks bacaan tertulis. Kemampuan ini berguna untuk mengembangkan pengetahuan membaca masyarakat dunia naik 35 persen pada masa pandemiKemampuan ini sekaligus menjadi peluang bagi penerbit buku terus menyediakan bacaan-bacaan bagi masyarakat. Tren yang dapat dicermati dari temuan riset World Reading Habbits 2020 memberikan beberapa peluang bagi industri adalah tema buku yang banyak dibaca masyarakat. Fiksi dan novel menjadi jenis buku yang paling banyak dicari sepanjang tahun pandemi. Secara spesifik novel romance merupakan bacaan favorit untuk menenangkan pikiran dan mengurangi kecemasan pada masa pandemi. Sepertiga dari seluruh penjualan buku fiksi adalah novel lain yang dapat dibidik penerbit di masa pandemi ini adalah buku biografi dan buku anak. Segmen buku anak fokus pada buku penunjang pelajaran anak di rumah dan buku cerita/ WISNU WARDHANA DANY Berkat Sijabat 50 sedang mengecek lapak daring melalui gawainya di sisi Terminal Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin 1/2/2021.Faktor kedua yang dapat dilakukan untuk menopang bisnis penerbitan di era pandemi ini adalah penggunaan teknologi digital dan menggunakan e-dagang untuk membantu penjualan buku akibat sepinya jalur distribusi teknologi digital dan aplikasi dapat membantu pengembangan bisnis buku global. Perkembangan teknologi saat ini sudah memungkinkan pembaca mengakses buku digital melalui aplikasi seperti Amazon Kindle, Google Play Books, NOOK, dan Kobo literasi di masyarakat sebuah negara tampaknya cukup memengaruhi masih kencang tidaknya kegiatan membaca buku di masa pandemi ini. Indonesia perlu terus meningkatkan kemampuan literasi terutama dalam hal membaca, supaya semakin pintar dan tercerahkan anak-anak bangsa ini. LITBANG KOMPASBaca juga Selancar Bisnis Buku Mengarungi Ombak Digital dan Pendemi . 302 98 26 467 152 177 214 234